KPernah ngerasain browsing di warnet pakai kuota kilobyte dan suara modem kayak alien batuk? Kalau iya, selamat—kita tumbuh bareng sama teknologi. Tapi sekarang beda cerita. Tahun 2025, teknologi berkembang secepat notifikasi yang belum sempat dibaca. Tiap minggu ada aja kejutan: AI makin pintar, gadget makin absurd (dalam arti keren), dan semuanya makin nyatu sama hidup kita. Daripada tenggelam di arus update yang nggak ada habisnya, yuk kita rekap bareng tren teknologi paling ramai bulan Juli ini. Bukan cuma soal fitur dan spek, tapi juga soal bagaimana teknologi pelan-pelan membentuk cara kita bekerja, berbudaya, bahkan... berpikir..
Gelombang AI makin besar dan makin susah dihindari. Bulan ini, yang ramai dibicarakan adalah tren "AI agent"—asisten digital yang bisa nyusun jadwal, bikin laporan, bahkan ngingetin kamu bayar tagihan. Bedanya sama asisten biasa? Yang ini nggak pernah cuti dan bisa kerja 24 jam tanpa ngeluh. Nama-nama seperti Gemini 3 Ultra, Grok X, dan Claude 3 Opus jadi bintang utama di forum teknologi.
Survei dari komunitas pengembang lokal menunjukkan lebih dari 65% startup udah mulai integrasiin AI dalam sistem mereka. Mulai dari layanan pelanggan, otomatisasi konten, sampai bantu divisi HR cari karyawan. Ngeri-ngeri kagum, ya?
Masalahnya, makin pintar AI, makin rumit juga urusan etikanya. Kalau AI bikin keputusan salah, siapa yang harus bertanggung jawab? Di Indonesia dan beberapa negara lain, diskusi soal aturan main untuk produk AI lagi rame-ramenya. Topiknya nggak main-main: mulai dari hak cipta konten buatan AI, privasi data pengguna, sampai tanggung jawab moral dan hukum kalau ada yang dirugikan. Dunia hukum jelas harus ikut evolusi biar nggak keduluan sama teknologi.
Samsung bikin kejutan lewat prototipe Galaxy Fold 7 dengan fitur "Tri-Flex". Ini bukan sekadar ponsel lipat, tapi bisa dilipat tiga kali dan bahkan digantung di pergelangan tangan. Kalau kata netizen, ini gadget rasa gelang. Cocok buat kamu yang suka tampil beda sambil tetap terkoneksi 24/7.
Setelah lama ditunggu-tunggu, akhirnya Apple Vision Pro resmi mendarat di Indonesia. Harganya? Setara motor bebek, tapi pengalamannya jauh lebih futuristik. Kamu bisa nonton film layar lebar sambil rebahan di rumah, bikin presentasi 3D, atau bahkan terapi virtual buat healing. Teknologi ini membuktikan kalau masa depan itu sekarang.
Di India, kota Vizag jadi tuan rumah Fusion AI Summit pada 25–26 Juli. Temanya mengangkat bagaimana kolaborasi lintas budaya dan AI bisa saling menguatkan. Sementara itu, di Bali, Periklindo kembali menggelar EV Conference sebagai bentuk dukungan pada kendaraan listrik di Tanah Air.
Menariknya, kedua acara ini nggak cuma bicara soal teknologi, tapi juga soal budaya digital. Teknologi kini bukan cuma urusan teknisi dan insinyur. Ia sudah menjadi bagian dari gaya hidup, aturan hukum, bahkan tradisi baru yang berkembang di masyarakat. Dari sinilah kita tahu: teknologi bukan lagi alat, tapi bagian dari siapa kita.